Sebagai calon debitur tentunya sangat berharap pengajuan plafon kredit dapat disetujui oleh kreditur. Tapi kenyataannya kreditur tidak dapat menyetujui permohonan debitur, itu disebabkan adanya laporan dari hasil BI Cheking debitur atau disebut dengan SID (Sistem Informasi Debitur).
Sayang sekali jika calon debitur dengan karakter yang baik dan memiliki kemampuan pembayaran yang baik tidak dapat menikmati fasilitas dari kreditur dikarenakan faktor BI Cheking yang kurang baik.
Calon debitur pun ber anggapan bahwa selama ini pembayaran fasilitas kredit sebelumnya selalu lancar namun pada kenyataannya hasil BI Cheking menunjukkan adanya hasil yang kurang baik.
Debitur pada dasarnya tidak menyadari bahwa selain pernah mengajukan kredit di bank debitur pernah pula mengajukan kredit elektronik ataupun kredit kendaraan bermotor. Tentunya kreditur tersebut bekerjasama dengan bank atau lembaga keuangan lainnya dalam penyaluran kredit. Misalnya debitur tidak merasa mempunyai pinjaman di bank A namun pada hasil BI Cheking debitur mempunyai pinjaman di bank A itu disebabkan karena debitur pernah atau sedang masa kredit berjalan mengajukan kredit elekronik atau kendaraan bermotor melalui leasing atau lembaga keuangan lainnya yang bekerjasama dengan bank A.
Namun adapula debitur yang hanya mengatasnamakan dirinya sebagai debitur, sedangkan penggunaan dan beban angsuran bulanan ditanggung oleh keluarga atau orang lain. Ini merupakan resiko debitur jika dalam hasil BI Cheking menunjukkan hasil yang kurang baik dikarenakan adanya pembayaran angsuran yang sering terlambat atau tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sehingga hal tersebut berimbas pada debitur itu sendiri.
Untuk mengantisipasi hal tersebut ada baiknya calon debitur mengetahui lebih lanjut akan hasil SID (Sistem Informasi Debitur), debitur dapat mengetahui dengan cara mengunjungi Bank Indonesia terdekat dengan membawa KTP (Kartu Tanda Penduduk) asli atau melalui web side www.bi.go.id tentunya tanpa dipungut biaya apapun.
